Ibnu Hajar Al Haitami menyatakan niatnya puasa di malam pertama Ramadhan untuk seluruh puasa Ramadhan, juga menyatakan niat puasa di pagi hari saat lupa niat puasa di malam hari mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah
Infomedia | PUASA Ramadhan merupakan salah satu ibadah puasa yang diwajibkan oleh Allah SWT. Dalam menjalankannya, ada satu hal yang tidak boleh kita lewatkan yakni wajibnya membaca niat puasa Ramadhan.
Niat berarti sebuah keinginan seseorang yang ingin mengerjakan sesuatu, baik karena perintah Allah SWT maupun yang lain. Perihal beribadah kepada Allah, telah dijelaskan dalam hadis baginda Nabi ï·؛
ظچط¹ظژظ†ظ’ ط¹ظڈظ…ظژط±ظژ ط£ظژظ†ظژظ’ ط§ظ„ظ„ظژظ’ظ‡ظ گ طµظژظ„ظژظ’ظ‰ ط§ظ„ظ„ظژظ’ظ‡ظ… ط¹ظژظ „ظژظٹظ’ظ‡ظگ ظˆظژط³ظژظ„ظژظ’ظ…ظژ ظ‚ظژط§ظ„ظژ ط¥ظگظ†ظژظ’ظ…ظژط§ ط§ظ „ظ’ط£ظژط¹ظ’ظ…ظژط§ظ„ظڈ ط¨ظگط §ظ„ظ†ظگظ’ظٹظژظ’ط©ظگ ظˆظژظ„ظگظƒظڈظ„ظگظ’ ط§ظ…ظ’ط±ظگط¦ظچ ظ…ظژط§ ظ†ظ ژظˆظژظ‰ ظپظژظ…ظژظ†ظ’ ظƒظژط§ظ†ظژطھظ’ ظ ‡ظگط¬ظ’ط±ظژطھظڈظ‡ظڈ ط¥ظگظ„ظژظ‰ ط§ظ„ظ„ظژظ’ظ‡ظگ ظˆظژط±ظژط³ظڈظˆظ „ظگظ‡ظگ ظپظژظ‡ظگط¬ظ’ط±ظژطھظڈظ‡ظڈ ط¥ظگظ„ظژظ ‰ ط§ظ„ظ„ظژظ’ظ‡ظگ ظˆظژط±ظژط³ظڈظˆظ„ظگظ‡ظگ ظˆظژظ…ظژظ†ظ’ ظƒظژط§ظ† ظژطھظ’ ظ‡ظگط¬ظ’ط±ظژطھظڈظ‡ظڈ ظ„ط¯ظڈظ†ظ’ ظٹظژط§ ظٹظڈطµظگظٹط¨ظڈظ‡ظژط§ ط£ظژظˆظگ ط§ظ…ظ’ط±ظژط£ظژط©ظژطھظژط² Penghasilan kena pajak …ظژط§ ظ‡ظژط§ط¬ظژط±ظژ ط¥ظگظ„ظژظٹظ’ظ‡ظگ
Dari Umar radhiyallahu â€کanhu, bahwa Rasulullah ï·؛ bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.†(HR. Bukhari & Muslim).
Baca juga: Syarat dan Kedudukan Niat dalam Puasa Ramadhan
Niat Puasa Ramadhan yang Benar
Dalam menjalankan puasa Ramadhan, salah satu hal yang wajib dilakukan oleh seluruh umat muslim adalah melakukan niat. Niat sendiri merupakan salah satu penegas dari sebuah ibadah yang ingin kita tunaikan.
Bagaimana niat puasa Ramadhan yang benar sesuai dengan syariat Islam? Berikut bacaan niat puasa Ramadhan dalam beberapa versi.
Baca juga: Melafalkan Niat Puasa, Bid`ah? Inilah Pendapat Madzhab Empat
Mazab Syafi’i
Dalam Madzhab Imam Syafi’i, niat itu diucapkan dalam hati. Kalau pengucapan lewat lisan itu tidak wajib. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Fathul Muâ€ؤ«n oleh Imam Imam Zainuddin Al-Malؤ”bؤپrؤ”.
ظˆظپط±ط¶ظ‡طŒ ط£ظٹ: ط§ظ„طµظˆظ…: ط§ظ„ظ†ظٹط© ط¨ط§ظ„ظ‚ظ„ط¨طŒ ظˆظ„ط § ظٹط´طھط±ط· ط §ظ„طھظ„ظپط¸ ط¨ظ‡ط§ ط¨ظ„ ظٹظ†ط¯ط¨.
“Kewajiban puasa salah satunya adalah niat dalam hati. Tidak diperlukan untuk diucapkan. Akan tetapi disarankan.†(Fathul Muâ€ؤ«n: 261).
Lalu Imam Sayyid Bakri dalam Akuâ€ؤپnah Thأµlibؤ«n tambahkan alasan disarankannya melafalkan niat.
ظˆظ‚ظˆظ„ظ‡: (ط¨ظ„ ظٹظ†ط¯ط¨) ط£ظٹ: ط§ظ„طھظ„ظپط¸ ط¨ظ‡ط§ ظ„ظٹط³ط§ ط¹ط¯ ط§ظ„ظ„ط³ط §ظ† ط§ظ„ظ‚ظ„ط¨.
“Pengucapan niat itu (dianjurkan) agar lisan dapat membantu hati.†(Akuâ€ؤپnah Thأµlibؤ«n: 2/1217).
Berikut 3 hal dalam Mazhab Syafiâ€i yang harus dilakukan seseorang saat ingin berpuasa Ramadhan
- Memaksudkan niat secara jelas
Disebutkan dalam kitab Hasyiyah Bؤپjإ”rؤ” Imam Ibrؤپhim Bؤپjإ”rؤ” bahwa paling minimalnya niat puasa itu sebagai berikut.
ظ†ظژظˆظژظٹظ’طھظڈ طµظژظˆظ’ظ…ظژ ط±ظژظ…ظژط¶ظژط§ظ†ظژ
Nawaitu shauma Ramadhؤپna
Artinya, “Saya bermaksud puasa bulan Ramadhan.†(Hasyiyah Bؤپjإ”rؤ”: 1/633).
Lalu dalam Fathul Qarؤ«b Syarah Ghؤپyah wa Taqrؤ«b Imam Ibnu Qasim menjelaskan tentang niat puasa Ramadhan secara lengkap.
Anda tidak perlu melakukan apa pun ظژط±ظ’ط¶ظگ ط´ظژظ‡ظ’ط±ظگ ط±ظژظ…ظژط¶ ظژط§ظ†ظگ ظ‡ط°ظگظ‡ظگ ط§ظ„ط³ظژظ’ظ†ظژط©ظگ ظ„ظگظ„ظ‡ظگ طھظژط¹ظژط§ ظ„ظژظ‰
Nawaitu shauma ghadin â€کan adؤپâ€i fardhi syahri Ramadhؤپni hؤپdzihis sanati lillؤپhi taâ€کؤپlؤپ
“Saya berniat puasa besok, yang mana ia (merupakan bagian) dari kewajiban Ramadhan pada tahun ini karena Allah ta’ala.†(Fathul Qarؤ«b: 194).
Adapun Imam Baramؤپwi yang dikutip dalam Akuâ€ؤپnah Thأµlibؤ«nia bersiap untuk membacakan beberapa kalimat pengganti lafadz “lillahi ta’alaâ€.
ظˆظ‚ظˆظ„ظ‡ : (ظ„ظ„ظ‡ طھط¹ط§ظ„ظ‰) : ظˆظٹط³ظ† ط£ظ† ظٹظ‚ظˆظ„ ط¥ظٹظ …ط§ظ†ط§ ظˆط§ططھط³ط§ط¨ط§ ظ„ظˆط¬ظ‡ ط§ظ„ظ„ظ‡ ط§ظ„ظƒط±ظٹظ…
“Dan pada lafadz â€کlillahi ta’ala’ disunnahkan untuk mengucapakan ucapan â€کimؤپnan wa ihtisؤپban li wajhillؤپhi al-karؤ«mâ€.†( Akuâ€ؤپnah Thأµlibؤ«n: 2/1228).
Puasa wajib seperti Ramadhan diwajibkan niatnya di waktu malam. Dalam Hؤپsyiyah Bؤپjإ”rؤ” Imam Ibrahim Al-Bؤپjإ”rؤ” menjelaskan tentang niat di waktu malam.
Layanan Pelanggan © ظ„ظٹظ„ط§ ظپظٹ ط£ظٹ ط¬ط²ط، ظ…ظ†ظ‡ ظ…ظ† ط؛ط ±ظˆط¨ ط§ظ„ط´ظ…ط³ ط¥ظ„ظ‰ ط·ظ„ظˆط¹ ط§ظ„ظپط¬ط±طŒ ظپظ„ط§ ظٹط´طھط±ط· ظ پظٹظ‡ ط§ظ„ظ† طµظپ ط§ظ„ط£ط®ظٹط± ظ…ظ† ط§ظ„ظ„ظٹظ„.
“Memalamkan niat adalah mengawali niat pada malam hari di waktu manapun, dari mulai terbenamnya matahari sampai sebelum terbitnya fajar. (Hؤپsyiyah Bؤپjإ”rؤ”: 1/632).
Lalu Syeikh Mushtofa Abdun Nabi menambahkan,
Penghasilan yang Lebih Tinggi ظ…ط¹ ط·ظ„ظˆط¹ ط §ظ„ظپط¬ط±.
“Adapun diniatkannya siang hari atau saat terbitnya fajar, maka itu tidak cukupâ€. (Mu’nؤ”sul Jalؤ”s: 1/418).
Dalam kitabnya Muâ € ™ nؤ «sul Jalؤ « Syeikh Mushtofؤپ Abdun Nabؤ» menuliskan bahwa niat puasa diucapkan setiap hari, tidak cukup kalau diucapkan hanya sekali selama Ramadhan.
ط§ظ„ط£ظˆظ„: (ط§ظ„ظ†ظٹط©) ظ„ظƒظ„ ظٹظˆظ…ط› ظپظ„ط§ طھظƒظپظٹ ظ†ظٹط© ط¹ط§ظ…ط© ظ„ط¬ظ…ظٹط¹ ط ´ظ‡ط± ط±ظ…ط¶ط§ظ†طŒ ط£ظˆ ظ„ط£ظٹط§ظ… ظ…ظ†ظ‡طŒ ط£ظˆ ظ…ظ† ط؛ظٹط±ظ‡.
“Rukun puasa yang pertama adalah (pelafalkan) niat di setiap harinya. Adapun niat yang bersifat umum untuk (mewakili) seluruh bulan Ramadhan, atau beberapa harinya, atau (beberapa hari) di luar itu, maka itu tidak cukup.†(dalam Mu’nؤ”sul Jalؤ”s: 1/418).
Baca juga: Niat Puasa Ramadhan Tiap Malam atau Sekali?
Madzhab Hanafi
Madzhab Hanafi menjelaskan bahwasannya niat untuk melaksanakan puasa Ramadhan dibagian dalam beberApa waktu. Waktu pertama adalah waktu setelah terbenamnya matahari.
Pada asalnya waktu yang dimaksudkan adalah waktu awal melakukan suatu amalan, namun untuk mengetahui waktu awal terbitnya fajar adalah hal yang sulit dan itu terjadi di waktu-waktu kebanyakan manusia lalai, maka untuk memberi kemudahan bisa dilakukan setelah matahari terbenam.
Namun para ulama Madzhab Hanafi juga membolehkan melakukan niat puasa Ramadhan setelah fajar hingga pertengahan hari (dari terbit matahari hingga waktu Dhuha) ada pula yang dikemukakan sebelum Dzuhur. (Al Mabsuth, 3/62).
Madzhab Maliki
Sedangkan dalam Madzhab Maliki, niat puasa Ramadhan dilakukan di malam hari yakni setelah matahari terbenam hingga bersamaan dengan fajar. Dan itu cukup dilakukan di awal malam Ramadhan dengan niat puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. (Lihat, At Taudhih fi Syarh Mukhtashar Ibni Hajib2/397).
Madzhab Hanbali
Pendapat madzhab Hanbali dalam masalah waktu niat puasa Ramadhan sama dengan madzhab Syafi`i, yakni harus dilakukan di malam hari satiap hari bulan Ramadhan. (Al Mughni, 3/109).
Dalil mayoritas Ulama
Adapun mayoritas ulama yang berpedoman pada Hadits:
ط¹ظژظ†ظ’ طظژظپظ’طµظژط©ظژطŒ ط¹ظژظ†ظگ ط§ظ„ظ†ظژظ’ط¨ظگظٹظگظ’ ط¹ظژظ„ ظژظ’ظ‰ ط§ظ„ظ„ظ‡ظڈ ط¹ظژظ„ظژظٹظ’ظ‡ظگ ظˆظژط³ظژظ„ظژظ’ ظ…ظژطŒ ظ‚ظژط§ظ„ظژ: آ«ظ…ظژظ†ظ’ ظ„ظژظ…ظ’ ظٹظڈط¨ظژظٹظگظ’طھظگ ط§ظ„طµظ گظ’ظٹظژط§ظ…ظژ ظ‚ظژط¨ظ’ظ„ظژ ط§ظ„ظ’ظپظژط¬ظ’ط±ظگطŒ ظپظژظ„ظژط§ طµظگظٹظژط§ظ…ظژ ظ„ظژظ‡ظڈآ» (ط£ط®ط±ط¬ ظ‡ ط§ظ„ظ†ط³ط§ط¦ظٹ ظˆط؛ظٹط±ظ‡)
Artinya: Dari Hafshah dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau bersabda, â€Barangsiapa tidak meniatkan puasa sebelum fajar maka tidak puasa dia.†(Riwayat An Nasa`i dan lainnya)
Al Hafidz Ibnu Hajar menyatakan mengenai Hadits itu, “Tirmidzi dan Nasai cenderung menghukuminya mauquf sedangan Ibnu Hibban dan Ibnu Huzaimah menshahihkan marfunya.†(Bulughul Maram, hal. 261).
Baca juga: Niat, Salah Satu Syarat Sahnya Puasa Ramadhan
Menggabungkan Pendapat Para Mujtahid
Ibnu Hajar Al Haitami seorang ulama referensi dalam fatwa dan fiqih bagi pengikut Madzab Syafi`i menyatakan bahwa hendaknya bertaklid kepada Imam Malik dalam niat puasa di malam pertama Ramadhan untuk seluruh puasa Ramadhan, sehingga ketika lupa berniat pada malam hari, maka puasa tetap sah menurut Madzhab Maliki.
Demikian juga hendaknya meniatkan diri untuk puasa di pagi hari ketika lupa berniat puasa di malam hari mengikuti pendapat Imam Abu Hanifah, hingga puasanya tetap sah menurut Madzhab Hanafi. (Fath Al Jawwad, hal. 431). Wallahu alam bish shawab.*/Thoriq, Zulfikar HH
Comment