Kesehatan

Takeda komitmen dukung penanganan limfoma hodgkin di Indonesia 

1
×

Takeda komitmen dukung penanganan limfoma hodgkin di Indonesia 

Share this article
Takeda komitmen dukung penanganan limfoma hodgkin di Indonesia 

Jakarta (INFOMEDIA) –

Head of Patient Value Access PT Takeda Indonesia Shinta Caroline menegaskan Takeda berkomitmen dalam mendukung penanganan Limfoma Hodgkin di Indonesia dengan penyediaan obat-obatan nan inovatif.

 

“Kami tidak cuma mau menjadi fasilitator solusi kesehatan nan terpercaya, tetapi juga partner jangka panjang bagi pemerintah, komunitas pasien, asosiasi medis, sektor swasta, dan penduduk luas. Konsentrasi utama kami selalu pada kepentingan pasien, gimana kita mampu memberikan perawatan nan terbaik, menaikkan kualitas hidup mereka, dan mendukung perjalanan mereka melawan penyakit ini,” kata Shinta dalam kegiatan obrolan terkait limfoma hodgkin di Jakarta, Kamis.

 

Dia menjelaskan melalui Bulan Kesadaran Limfoma, komitmen ini dapat menciptakan akibat positif nan nyata bagi pasien Limfoma Hodgkin di Indonesia.

 

Limfoma ialah salah satu spesies kanker nan menyerang mekanisme limfatik, fragmen krusial dari mekanisme kekebalan tubuh manusia. Ada dua spesies utama limfoma, yakni Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

Limfoma Hodgkin, meskipun lebih jarang ditemukan, mempunyai karakteristik khusus sel Reed-Sternberg dan sering kali menyerang orang dewasa muda serta mereka nan berumur di atas 55 tahun.

Di Indonesia, kesadaran terkait Limfoma Hodgkin tetap sangat rendah. Indikasi-gejalanya nan tidak khusus sering kali membikin penyakit ini susah dikenali, dan banyak pasien baru mengetahui bahwa mereka menderita kanker setelah penyakitnya mencapai tahap lanjut.

 

Takeda juga membujuk Cancer Information and Dukungan Center (CISC), untuk turut menyampaikan pentingnya bantuan bagi pasien kanker.

Beragam tantangan dihadapi pasien kanker khususnya akses terhadap pemeriksaan dan penyembuhan seperti masalah kejiwaan, pewarta dan finansial, kata pimpinan formal CISC Aryanthi Baramuli Putri nan juga penyintas kanker.

“Itulah kenapa CISC didirikan sebagai sebuah komunitas pasien, guna memberikan pewarta dan bantuan psikososial. Dari sekitar 3.000 personil CISC, terdapat sekitar 250 rekan-rekan penyintas Limfoma (termasuk Hodgkin dan non-Hodgkin),” tambah Aryanthi.

Salah satu penyintas kanker limfoma hodgkin, Intan Khasanah menjelaskan ketepatan pemeriksaan di dini sangat krusial untuk menghindari kondisi tubuh nan semakin jelek dengan stadium nan lebih lanjut.

Sementara pasien pejuang limfoma hodgkin, Ias menjelaskan konsisten dalam menjalani perawatan juga dibutuhkan bagi pasien untuk menaikkan kualitas hidup dan berjuang melawan kanker hingga sembuh total.

 

Informasi: Fitra Ashari
Penyunting: Zita Meirina
Sumber © INFOMEDIA 2024

Comment