Kementerian Pendidikan Alas dan Menengah memberikan angin bugar bagi pelatih di seluruh Indonesia. Menanggapi keluhan pengelolaan e-kinerja nan dianggap rumit dan menyita waktu oleh para pendidik, Mendikdasmen Abdul Mu’ti telah mengeluarkan kebijakan baru mengenai pengelolaan e-kinerja pelatih, direktur sekolah, dan inspektur.
Kebijakan baru ini dirancang dengan tujuan untuk menyederhanakan proses pengelolaan e-kinerja, supaya pelatih dapat lebih konsentrasi pada tugas utamanya, yakni mengajar. Salah satu fluktuasi signifikan ialah pengurangan gelombang pengisian e-kinerja. Jikalau sebelumnya pelatih kudu mengisi e-kinerja secara berkala, sekarang cukup dilakukan satu kali dalam setahun.
Pelatih juga tidak perlu lagi repot-repot mengunggah beragam arsip pendukung seperti sebelumnya. Kemudahan lain nan ditawarkan dalam kebijakan baru ini ialah penghapusan mekanisme penilaian berbasis poin. Mekanisme penilaian kompleks dan seringkali memusingkan, bakal digantikan dengan mekanisme nan lebih sederhana dan gampang dipahami.
Dengan adanya kebijakan baru ini, diharapkan para pelatih dapat lebih produktif dan merasa lebih termotivasi dalam menjalankan tugasnya. Kecuali itu, kebijakan ini juga diharapkan dapat menaikkan kualitas pendidikan, lantaran pelatih dapat lebih konsentrasi pada pengembangan kompetensi dan penemuan dalam pembelajaran. Tentu saja, kebijakan ini perlu didukung dengan sosialisasi nan intensif terhadap pelatih, supaya implementasinya dapat berlangsung dengan lancar dan ampuh.
Namun, apakah kualitas penilaian nantinya bakal statis berlangsung dengan baik? Ini ialah pertanyaan penting nan perlu dijawab. Jikalau mekanisme penilaian kurang perincian, bakal memungkinkan kesulitan dalam mengidentifikasi kebutuhan pengembangan pelatih secara perseorangan. Hasilnya, pengembangan pekerjaan pelatih justru menjadi kurang ampuh
Sebagai epilog, kebijakan baru mengenai pengelolaan e-kinerja ini merupakan ancang-ancang maju nan sangat positif dalam usaha menaikkan kesejahteraan dan profesionalisme pelatih. Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan para pelatih dapat bertugas dengan lebih betah dan konsentrasi, sehingga berakibat positif pada kualitas pendidikan di Indonesia.
Comment