Infomedia – Nama cukong Garena Forest Li belakangan mencuat seiring dengan terungkapnya penggunaan jet pribadi oleh Kaesang Pengarep.
Berbareng dengan istrinya Erina Gudono, putra bungsu Presiden Jokowi itu, diketahui berpergian ke AS menggunakan pesawat mewah, Gulfstream G650ER pada pada Minggu (18/8/2024).
Dengan angka penerbangan N588SE, dana sewa pesawat bentukan Gulfstream Aerospace itu terbilang dahsyat. Mencapai sekitar Rp 265,8 juta hingga Rp 308,8 juta per jam.
Belakangan, seorang warganet mendapati bahwa pemilik pesawat itu ialah Garena Online (Private) Ltd.
Berbareng dengan Shopee dan SeaBank, Garena ialah lini bisnis SEA Group di Indonesia.
SEA Group nan berbasis di Singapura, diketahui bertugas sama dengan Pemerintah Kota Solo, nan dipimpin putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Berbareng dengan sejumlah perusahaan lainnya, SEA Group membuka Hub di Solo Technopark pada Desember 2021.
Kecuali itu, Free Fire bentukan Garena juga menjadi sponsor klub sepak bola Persis Solo milik Kaesang sejak 2021.
Penggunaan pesawat pribadi itu diduga sebagai gratifikasi dari SEA Group kepada family Jokowi.
Terungkapnya anggapan gratifikasi terhadap Kaesang, dengan sendirinya membikin Forest Li masuk dalam pusaran kasus.
Berikut ialah profil Forest Li, konglomerat muda di kembali mengilapnya kemampuan SEA Group.
Lahir di Shanghai, Forrest Li ialah salah satu pendiri sekaligus CEO SEA Limited. Dia pindah ke Singapura 18 tahun nan lampau, dan kemudian menjadi penduduk negara nan dinaturalisasi oleh negara kota itu.
Berbareng dengan dua mitranya, Gang Ye dan David Chen, pengusaha berumur 46 tahun itu mendirikan Garena, platform game dan intermezo pada 2009, serta Shopee nan berfokus pada e-commerce pada 2015.
Forbes mencatat, laki-laki berjulukan komplit Forrest Xiaodong Li itu, lahir di Tianjin, China. Sayangnya, tidak terdapat banyak pewarta mengenai masa kecilnya.
Li kemudian beremigrasi ke Singapura tak durasi setelah mendapatkan gelar di jurusan teknik dari Shanghai Jiaotong University.
Keputusan Forest Li hijrah ke Singapura, untuk kemudian mendirikan Garena dan Shopee, terbukti menjadi ancang-ancang tepat.
Seperti dilaporkan Deal Street Asia, Garena menjelma menjadi platform game terkemuka dengan pendapatan paling erotis.
Tengok saja keuntungan bersih mencapai $2,5 miliar pada 2021, meroket 146% dibandingkan 2020. Pendapatan sebesar $4,32 miliar, naik 114% dari 2020.
Free Fire, game besutan Garena, menjadi tambang duit utama. Pada Q1 2021 (Januari-Maret), Free Fire mencapai pendapatan $ 100 juta (pasar AS saja). Free Fire menyalip PUBG Mobile Tencent sebagai game battle royale seluler terlaris di AS.
Kemampuan apik juga ditunjukkan oleh Shopee. Tercatat pendapatan Shopee mencapai $5,1 miliar pada 2021, melonjak 136% dibandingkan 2020.
Akumulasi harga pembelian alias gross merchandise value (GMV) sebesar US$62,5 miliar (sekitar Rp899 triliun) selama 2021.
Nomor tersebut melesat 76,8 persen dibanding tahun sebelumnya, nan cuma senilai US$35,4 miliar (sekitar Rp509 triliun).
Berkah mengkilapnya kemampuan Garena dan Shopee, Forest Li sekarang menjelma menjadi salah satu taipan di Singapura.
Berlandaskan informasi dari Forbes Real Time Billionaires, tercatat kekayaan harta Forrest Li mencapai US$ 18,6 miliar alias adil dengan Rp 269,7 triliun (valuta Rp 14.500/US$) pada 1 September 2021.
Kekayaan sebanyak itu menjadikan Forest Li sebagai orang terkaya kedua di Singapura, di belakang kongomerat pemilik Nippon Paint, Goh Cheng Liang.
Lihat Juga: Sedaap, Harta Pendiri dan CEO SEA Group Forrest Li Melonjak $919 Juta Cuma Dalam Semalam
Comment