Jakarta (INFOMEDIA) – Gangguan pada perut mampu saja terjadi lantaran kesalahan pengolahan makanan nan menyebabkan keracunan alias ada virus nan menghambur dari orang ke makanan nan dikonsumsi orang lain.
Ditulis halaman Well and Good, Jumat (10/1), ada lebih dari 250 spesies keracunan makanan, namun Departemen Kesehatan dan Jasa Kemanusiaan AS mengklarifikasi bahwa penyebab kuman nan paling formal mungkin meliputi, Salmonella, Kuman E.coli, Listeria, Stafilokokus, Kuman Kampilobakteri dan Penyakit Shigella.
Sementara gangguan pada perut juga mampu disebabkan lantaran jangkitan virus di perut oleh norovirus. Norovirus hidup dalam tinja dan muntahan orang nan terinfeksi dan dapat menempel di tangan alias permukaan, bermigrasi ke makanan, air, alias apapun nan disentuh.
Lihat juga: BPOM paparkan empat ancang-ancang pencegahan keracunan pangan
Indikasi nan paling formal dari keduanya ialah diare, mual dan muntah, sakit perut dan kram dan dalam beberapa kasus terjadi demam.
Profesional gastroenterologi Elena Ivanina DO, MPH menjelaskan secara formal perbedaan gangguan perut konsekuensi keracunan alias virus ialah pada keracunan makanan terjadi dengan sigap, biasanya beberapa jam setelah mengonsumsi makanan nan tidak sehat.
Di sisi lain, penyakit perut biasanya mempunyai masa inkubasi nan lebih durasi, biasanya antara 24 hingga 48 jam sebelum indikasi muncul, imbuhnya.
Lihat juga: BPOM ajak penduduk ubah perilaku demi konsumsi pangan kondusif
“Keracunan makanan biasanya berlantas sekitar 24 jam,” kata Dr. Ivanina.
Namun, kondisinya mampu berbeda-beda, terutama jikalau penyakit disebabkan oleh benalu nan membandel alias jikalau mempunyai mekanisme kekebalan tubuh nan lemah.
Dia menjelaskan penyakit perut seperti norovirus sangat menular. Untuk menghindari penyebarannya, batasi kontak dengan orang lain, cuci tangan sesering mungkin, disinfeksi permukaan nan digunakan berbareng (terutama di bilik mandi), dan jangan menyiapkan makanan untuk orang lain hingga kamu terbebas dari indikasi selama 48 hari.
Lihat juga: 4.792 kasus keracunan pangan hingga Oktober
Dalam mayoritas kasus, keracunan makanan dan sakit perut bakal sembuh dalam beberapa hari tanpa penyembuhan. Beberapa pilihan penyembuhan di rumah dapat dicoba untuk membantu tubuh sigap pulih, yakni rehat, minum cairan elektrolit, air alias sup kaldu, makan makanan hamil sedikit serat seperti nasi putih, oatmeal, pisang dan ayam.
Hindari makanan nan hamil banyak gula, lemak, susu dan gluten nan dapat memperburuk indikasi.
Dr. Ivanina memberikan kiat supaya terhindar dari keracunan alias penyakit perut dengan selalu mencuci tangan dari toilet sebelum menyiapkan makanan, statis di rumah saat sakit, tidak minum susu mentah dan cuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi, jaga suhu lemari pendingin, masak daging hingga matang dan cuci pisau setelah menyentuh makanan mentah.
Lihat juga: Igloo dan DANA meluncurkan produk asuransi akibat keracunan makanan
Lihat juga: Jangan sepelekan perut kembung, mungkin pertanda penyakit langka
Translator: Fitra Ashari
Penyunting: Siti Zulaikha
Sumber © INFOMEDIA 2025
Comment