DuniaIslam – Sebuah jet tempur zionis nan sedang dalam perjalanan untuk membombardir Gaza secara tidak sengaja menjatuhkan bomnya di dekat pemukiman terlarangan ‘Israel’ pada Selasa, menurut laporan militer.
Pasukan ‘Israel’ menjelaskan kejadian itu terjadi lantaran “kerusakan teknis” dan tidak ada cedera, korban batin alias kerusakan, dengan investigasi nan direncanakan.
“Beberapa saat nan lampau, amunisi nan dijatuhkan dari jet tempur selama serangan di Jalur Gaza jatuh di kawasan terbuka di wilayah Kibbutz Nir Yitzhak sebagai konsekuensi dari kerusakan teknis,” kata seorang ahli bicara tentara.
Peledak, nan meledak saat terjadi tumbukan, jatuh di sisi barat kibbutz, tidak jauh dari wilayah pemukiman.
Para pemukim terlarangan menjelaskan kepada harian Yedioth Ahronoth bahwa mereka mendengar ledakan, tetapi tidak memandang ledakannya, mengira itu dari rudal pencegat Iron Dome, lantaran terbiasa mendengar ledakan saat ‘Israel’ melanjutkan operasinya di Jalur Gaza.
Pemukiman Kibuutz Nir Yitzhak menjelaskan bahwa mereka “berasosiasi terus-menerus dengan aparat militer dan mengharapkan investigasi menyeluruh atas keadaan kejadian tersebut”.
Pasukan Israel juga secara tidak sengaja menjatuhkan peledak seberat separuh ton di dekat pemukiman perbatasan Moshav Yated pada bulan Mei, nan pada saat itu digambarkan sebagai peristiwa nan “luar biasa, langka, dan rawan”.
Pada bulan Juni, sebuah tembakan artileri, nan bermaksud untuk menghantam Gaza, melenceng dari jalurnya dan mendarat di daerah ‘Israel’ di dekat perbatasan.
Tentara ‘Israel’ telah dituduh menerapkan Protokol Hannibal di masa lampau, sebuah protokol militer di mana tentara ‘Israel’ bakal membunuh tawanan dan penculiknya untuk mencegah lawan dapat menggunakan mereka sebagai perangkat tawar-menawar.
Arsip nan diperoleh Haaretz menemukan bahwa perintah tersebut digunakan selama serangan 7 Oktober untuk mencegah tentara ‘Israel’ ditawan.
Ini termasuk penargetan Kibbutz Be’eri, di mana 13 dari 14 tawanan ‘Israel’ nan ditawan oleh pejuang Hamas tewas selama operasi militer Israel.
Meskipun militer telah mengakui melaksanakan Protokol Hannibal di masa lampau, mereka menolak menjelaskan apakah perintah itu diperintahkan selama serangan Hamas pada 7 Oktober.*
Comment