LKS (Lembar Kerja Murid) merupakan salah satu perangkat pembelajaran nan digunakan oleh pelatih dalam proses berguru mengajar. LKS mempunyai dua kegunaan utama: sebagai tempat berguru murid dan sebagai perangkat untuk menjawab pertanyaan mengenai materi pelajaran. Meskipun LKS dianggap praktis dan ringan, pertanyaannya ialah, apakah siswa betul-betul memerlukan LKS dalam proses pembelajaran?
Pendekatan ini telah memunculkan beragam pertanyaan dari orang tua dan pihak-pihak nan peduli terhadap pendidikan. Beberapa orang tua menganggap LKS sebagai perangkat pemaksaan, terutama jikalau LKS digunakan sebagai tempat pengumpulan tugas nan wajib dibeli oleh siswa. Pemakaian LKS ini juga berakibat pada dana tambahan nan kudu dikeluarkan oleh orang tua. Perihal ini menjadi perhatian krusial, terutama mengingat bahwa LKS seringkali berbayar dan beraksi cuma untuk satu pelajaran alias apalagi cuma satu semester. Maka, krusial bagi kita untuk memperbaiki penggunaan LKS sehingga menjadi media pembelajaran nan diinginkan oleh siswa dan orang tua.
Pertama-tama, kualitas LKS kudu ditingkatkan baik dari segi wujud maupun isi. LKS tidak semestinya cuma berisi ringkasan singkat dari kitab pelajaran. LKS kudu memberikan harga tambah dalam pembelajaran. Selanjutnya, koordinasi dengan orang tua sangat krusial lantaran mereka mungkin mempunyai keberatan terhadap isi LKS dan masalah dana. Jikalau LKS diterbitkan oleh penerbit, perlu dilakukan riset untuk memastikan kualitasnya. Jikalau pelatih nan terlibat dalam penciptaan LKS, mereka kudu menjaga supaya LKS tidak menjadi usaha semata.
Selanjutnya, isi dan penggunaan LKS kudu dipertimbangkan dengan baik. LKS semestinya menjadi perangkat nan betul-betul dimanfaatkan oleh siswa tanpa mengabaikan media pembelajaran lainnya. Pelatih sebaiknya berkecukupan menggabungkan beragam media pembelajaran di kelas. Eksploitasi beragam media pembelajaran ini bakal memungkinkan siswa untuk menerima materi dengan baik. Eksploitasi LKS sendiri tergantung pada pelatih dan gimana mereka mengintegrasikannya dalam pembelajaran. LKS dapat menjadi perangkat nan mendukung pembelajaran jikalau digunakan dengan tepat. Namun, jikalau media pembelajaran lain telah cukup untuk mencakup materi, LKS mungkin tidak lagi diperlukan.
Oleh lantaran itu, pelatih kudu berbuat refleksi dan mempertimbangkan apakah LKS nan digunakan saat ini betul-betul ampuh dalam proses pembelajaran. Krusial bagi pelatih untuk memahami apakah LKS cuma digunakan sebagai perangkat penjualan kepada siswa alias sebagai perangkat nan betul-betul mendukung proses pembelajaran. Dalam perihal ini, Dinas Pendidikan kudu memantau penggunaan LKS untuk memastikan bahwa penggunaannya sesuai dengan tujuan pendidikan.
Comment